Invest In Indonesia
Global Economic Growth Improves on 2018
Liputan6.com, Jakarta - Pertumbuhan ekonomi global diperkirakan membaik pada 2018. Hal itu didukung dengan membaiknya perdagangan global dan kebijakan fiskal Amerika Serikat (AS).
Mengutip data Schroders, Sabtu, (6/1/2018), pertumbuhan global direvisi naik menjadi 3,3 persen pada 2018. Kemudian melemah ke 3 persen pada 2019. Sebelumnya, pertumbuhan ekonomi global diperkirakan 3 persen pada 2017 dan 2018.
Schroders menyatakan, pertumbuhan ekonomi global itu tertinggi sejak 2011. Hal tersebut didukung dari membaiknya perdagangan global, kebijakan fiskal Amerika Serikat (AS) yang melonggar dan meningkatnya investasi dunia usaha.
Pertumbuhan global tersebut akan disumbangkan dari pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang akan meningkat pada 2018. Produk Domestik Bruto (PDB) diproyeksikan meningkat menjadi 2,5 persen pada 2018 dari sebelumnya 2 persen. Ini didorong stimulus fikal yang lebih tinggi.
Sementara itu, Inggris diproyeksikan tetap mencatatkan pertumbuhan di kisaran 1,6 persen. Pertumbuhan ekonominya masih sesuai harapan, tetapi ketidakpastian Britain Exit (Brexit) tetap ada pada 2019.
Dari Zona Eropa, pertumbuhan ekonomi diperkirakan tetap kuat. Hal itu didorong lonjakan pertumbuhan dalam perdagangan global dan permintaan domestik yang kuat. Namun, zona Eropa memiliki sejumlah risiko politik.
Negara berkembang diperkirakan pertumbuhan ekonomi menjadi 4,9 persen pada 2018. Hal itu ditunjang dari inflasi yang lebih rendah dan penurunan suku bunga. Di antara negara berkembang, Brasil adalah negara yang ekonominya diperkirakan tumbuh, meski ada ketidakpastian politik Oktober 2018. Hal itu mengingat ada pemilihan presiden.
Negara lainnya seperti Rusia, pertumbuhan ekonominya juga masih positif. Ini ditopang harga minyak lebih tinggi dan penurunan tarif pajak. Adapun India, pertumbuhannya lebih lemah. Oleh karena itu, pemerintah diharapkan dukung sektor perbankan publik. Namun, sektor swasta juga perlu ditingkatkan perannya sehingga pemulihan dapat berlanjut.
Dari Tiongkok, Schroders menilai pemerintah kurang serius melakukan reformasi. Namun, diharapkan pertumbuhan ekonomi membaik dengan harapan bank sentral menurunkan giro wajib minimum (GWM) dan memberikan bantuan insentif untuk petani dan perusahaan start up. Diperkirakan pertumbuhan ekonomi Tiongkok sekitar 6,3 persen pada 2018.
Selain ekonomi global, Schroders juga memproyeksikan inflasi mencapai 2,3 persen pada 2018. Ini mencerminkan kekuatan aktivitas usaha, harga komoditas lebih tinggi dan meningkatnya tekanan biaya. Inflasi diperkirakan meningkat menjadi 2,5 persen pada 2019.
Untuk perkiraan suku bunga negara maju, Amerika Serikat (AS) diperkirakan suku bunganya naik menjadi 2,25 persen pada 2018 dan 2,5 persen pada 2019. Suku bunga di Zona Eropa diperkirakan naik menjadi 0,5 persen pada 2019.
Kemudian, Bank of England juga diperkirakan menaikkan suku bunga menjadi 1 persen pada 2019. Adapun Jepang kemungkinan meningkatkan target imbal hasil obligasi Pemerintah Jepang bertenor 10 tahun dengan mengurangi pembelian.
BCA Masih Belum Mau Berkecimpung di Bisnis "Trustee"